Pages

Subscribe:

Senin, 05 Maret 2012

Tiga Kawasan Tercantik Di Kota Jambi

5 Februari 2012

Kota Jambi  10 tahun belakangan ini berkembang dengan pesat. Sebagai kota yang  ekonominya tengah maju pesat,  perubahan pada wajah kota ini pun tak bisa dihindari. Pembangunan rumah toko (ruko) ada di mana-mana, pemukiman baru pun merambah hingga ke pelosok yang dulu dipenuhi pepohonan. Akibatnya Jambi berubah menjadi kota yang gersang dan minim lahan terbuka. Meski tidak banyak, ternyata masih tersisa beberapa kawasan cantik yang dapat dinikmati warga kota denga biaya murah. Ini dia tiga kawasan tercantik di Kota Jambi, hasil penelusuran dua warganya, Asnelly R. Daulay dan Weni Lestari.
“Sepanjang Jalan Kenangan” A. Yani
Kompleks Kantor Gubernur Jambi di Jalan A. Yani Telanaipura adalah alun-alunnya Kota Jambi. Di sanalah berbagai aktivitas warga pada  akhir pekan seperti jalan santai, senam massal atau bersepeda ria diselenggarakan. Selain memiliki lapangan luas, deretan pepohonan di sepanjang Jalan Yani benar-benar indah dan menentramkan jiwa.
Jalan Yani ditata sebagaimana jalan utama di kota-kota besar dunia, semisal jalan-jalan di negara terdekat Singapura. Menyusuri jalan ini dengan berjalan kaki, di bawah keteduhan pepohonan tua, serta diterangi lampu jalan yang berlekuk dan berhias gaya asli Jambi, tiba-tiba kita disuguhi pemandangan “istana” gubernur Jambi yang elegan dengan warna off whitenya yang muncul di ujung rimbunan dedaunan. Sungguh sebuah keindahan yang mahal di tengah kota yang terus berpacu dengan kegiatan bisnis dan seringkali akhirnya harus mengabaikan harmonisasi dengan alam.
Terlihat bahwa bagian kota yang satu ini  terus dijaga, pohonnya disiram dan dirawat secara teratur dan trotoar jalannya cukup bagus walau ada yang pecah di beberapa bagian. Pemandangan di sini sangat kontras dengan bagian kota yang lain, yang tak punya trotoar dan pepohononannya ditebang karena mengganggu aktivitas perdagangan.
Meski tak terlalu menambah nilai kecantikan spot ini, keberadaan gedung perkantoran  dengan halaman yang luas serta taman yang terawat membuat kawasan Yani semakin berwibawa. Dari sinilah sebagian besar kebijakan pembangunan negeri Sepucuk Jambi Sembilan Lurah dibuat dan diluncurkan.
Sayangnya, kehadiran pedagang bergerobak dan remaja yang ugal-ugalan dengan kendaraan bermotor di sore dan malam hari cukup merusak mata dan mengganggu aktivitas mereka yang ingin menyusuri jalan kenangan ini. Seandainya kawasan ini dapat menjadi kawasan bebas kendaraan bermotor, setidaknya pada hari Sabtu dan Minggu, ini dapat  mengurangi  sembrawutnya lalu lintas di Kota Jambi, sekaligus mendukung kampanye go green pemerintah.


“Tanggo Rajo” Ancol
Salah satu tempat favorit warga Kota Jambi adalah kawasan Ancol. Kawasan ini terletak di daerah aliran Sungai Batanghari tepatnya di depan Rumah Dinas Gubernur Jambi. Yang menambah cantik lokasi ini adalah adanya rumah pesanggrahan Tanggo Rajo yang eksotis. Dari lokasi ini kita dapat melihat sisi keindahan Kota Jambi dimana pohon-pohon tua masih kokoh berdiri, seolah-olah mereka menjadi saksi bisu perkembangan Kota Jambi khususnya kawasan Ancol. Pohon-pohon ini menambah asrinya kawasan ini.
Duduk di tempat pengunjung yang dibuat permanen memberikan kesan tersendiri. Kawasan ini mulai terjaga kebersihannya, jalannya mulus dan bagus, fasilitas taman dan tempat duduk terjaga dengan baik dan rapi. Di bagian bawah, tepatnya di pinggir Sungai Batanghari, terdapat tempat duduk yang tak kalah nyamannya. Seolah-olah seperti stadion terbuka yang menyajikan indahnya pemandangan Sungai Batanghari dengan latar belakang perkampungan Seberang kota Jambi.
Disini kita dapat melihat keindahan Sungai Batanghari yang banyak dilalui oleh ketek maupun boat angkutan penumpang. Sesekali penambang ketek menawarkan jasanya dengan ramah kepada pengunjung untuk melihat Kota Seberang.
Kawasan ini bertambah ramai pada sore dan malam hari. Di sepanjang pinggir jalan dapat kita jumpai pedagang makanan dan minuman seperti jagung bakar aneka rasa, sate, nasi goreng, siomay, es tebu, dan lain-lain. Banyaknya pengunjung yang datang ke Ancol menumbuhkan peluang usaha bagi pedagang makanan dan minuman yang tentunya dapat meningkatkan taraf ekonomi masyarakat.
Walaupun kawasan Ancol berdampingan dengan kompleks Mall namun para pedagang kecil ini tetap optimis bahwa Ancol adalah salah satu pilihan rekreasi keluarga yang murah untuk melepaskan penat. Murah karena untuk memasuki kawasan ini tidak dipungut biaya masuk alias gratis. Pedagang mengakui banyak sekali pengunjung yang datang ke Ancol pada hari Sabtu, Minggu dan hari libur lainnya. Terkadang pada hari Kemerdekaan RI atau Hari Ulang Tahun Provinsi Jambi  diadakan lomba Perahu Naga.
Pada senja hari yang cerah kita dapat melihat rona kuning kemerahan matahari yang tenggelam (sunset) di Sungai Batanghari. Perlahan-lahan semburat cahaya matahari tenggelam seolah-olah menyambut datangnya malam hari yang indah di Kota Jambi. Pada malam hari Ancolpun disulap seperti Kota Batam. Tampak lampu-lampu menghiasi Seberang Kota Jambi. Duduk santai bersama keluarga di akhir pekan sambil menikmati jagung bakar dan es tebu merupakan pilihan makanan dan minuman andalan kawasan ini.
Sayangnya, ketika kita melihat dari dekat Sungai Batanghari yang terkenal dengan julukan “Naga dari Selatan”, naga ini seolah-olah tercemar keberadaannya dikarenakan sampah/limbah  yang dibuang ke sungai. Sampah plastik, kayu, botol, limbah jagung banyak mengapung di tepi sungai. Seandainya saja ada petugas kebersihan yang khusus mengangkut sampah-sampah yang mengapung di pinggir sungai maka “Sang Naga” akan tampak semakin indah.
Terkadang aroma tak sedap tercium yang mungkin berasal dari pembuangan limbah pasar, Mall atau hotel yang dibuang ke sungai. Sebaiknya pemerintah memperhatikan dan menindak pemilik Mall atau hotel yang masih membuang limbahnya ke sungai Batanghari. Karena jika hal ini terus dibiarkan bukan tak mungkin 2 tahun kedepan Sungai Batanghari tercemar, airnya menjadi hitam, berbau dan menjadi genangan sampah.
Pengelolaan parkir untuk kendaraan bermotor yang sering mengambil badan jalan perlu dikritisi karena mengakibatkan kemacetan. Pada malam Minggu sering dijumpai klub-klub motor berkumpul mencari hiburan di kawasan ini. Satu hal lagi yang dikeluhkan orang tua yang membawa anak-anaknya adalah tidak tersedianya fasilitas dan arena bermain untuk anak-anak. Apalagi dekatnya dengan jalan raya menimbulkan rasa was-was akan keselamatan anak-anak tersebut.
Jalan “Budaya dan Olahraga” H. Agus Salim
Satu lagi kawasan yang cukup hijau di Kota Jambi dan karenanya menjadi indah dipandang mata adalah kawasan sepanjang jalan H. Agus Salim di Kota Baru. Di sini terdapat monumen sederhana yang mungkin dimaksudkan sebagai penanda bahwa kawasan tersebut adalah pusat pemerintahan Walikota Jambi. Monum               en tersebut dikenal sebagai mini Monas-nya Jambi.
Ruas jalannya cukup panjang hingga mencapai Simpang Kebun Handil dan apik ditumbuhi pohon tua. Trotoar di jalan ini juga lebar dan kondisinya masih bagus. Pada akhir pekan sering diselenggarakan pertunjukan band anak muda dan road race. Tak heran bila di sini banyak terpasang umbul-umbul dari sponsor penyelenggara acara tersebut.
Selain merupakan kawasan perkantoran, di sini terdapat dua gedung besar yang menjadi pusat aktivitas olahraga dan seni. Gedung Olah Raga (GOR) Kota Baru merupakan sasana bagi generasi muda Jambi berlatih olah raga beladiri, atletik atau sekedar belajar mengendari motor dan mobil. Sebenarnya tempat ini cukup potensial untuk dikembangkan menjadi pusat hiburan masyarakat yang murah, namun karena tak diurus dengan baik, penampilan gedung ini malah memprihatinkan.
Satu lagi gedung yang terlunta-lunta adalah GOS Kotabaru. Semestinya gedung ini dimanfaatkan untuk kegiatan berkesenian namun entah mengapa tempat itu menjadi begitu senyap, nyaris tanpa kegiatan. Padahal tak jauh di sampingnya berdiri Kantor Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jambi, tempat dibuat dan diluncurkannya kebijakan pembangunan di bidang kebudayaan dan wisata.
Mungkin karena kurangnya dukungan pemerintah untuk menghidupkan kawasan itu, keindahan dan keteduhan jalan Agus Salim tak termanfaatkan dengan sempurna. Seandainya di lokasi terbuka yang terdapat di kawasan itu ditampilkan atraksi budaya Jambi; tari japin, pencak silat, rebana dll, seperti atraksi budaya China yang sering ditampilkan di Orchard Road Singapura, Jalan Agus Salim bisa menjadi pusat hiburan sekaligus menanamkan kecintaan masyarakatnya terhadap budaya melayu.
http://infojambi.com/v.1/trend-wisata-a-kuliner/15424-tiga-kawasan-tercantik-di-kota-jambi.html

1 komentar:

Cheach Jhambie mengatakan...

jambi adalah salah satu kota terbesih,,,,,

Posting Komentar